728x90 AdSpace

.

Latest News

Rabu, 08 Oktober 2014

Indonesiaku Kini...

Photo by Deviantart
Indonesia. Ya itulah negeri dimana aku dilahirkan. Negeri dengan sejuta keragamannya. Baik itu mengenai budaya, suku, agama, ras, golongan, bahasa, biota alam, dan lain sebagainya. Sejak aku lahir di negeri tercintaku ini, banyak yang bilang bahwa negeri yang katanya mempunyai keistimewaan beragam didalamnya ini terlahir dengan lika-liku perjuangan para pejuang kemerdekaan. Mereka tak pantang menyerah membangun negara sebesar Indonesia ini. Mereka bertekad keluar dari penjajahan dan membentuk negara yang berdaulat dan diakui oleh negara lain, baik diakui secara De Jure maupun De Facto.
Mencoba melawan dari penjajahan bangsa Portugis, Belanda dan Jepang selama berabad-abad. Hanya berbekal senjata seadanya mereka mempertaruhkan jiwa dan raganya demi kemakmuran dan kesejahteraan yang mereka idamkan. Cinta tanah air begitu melekat di hati mereka. Hingga pada akhirnya perjuangan yang telah dilakukannya membuahkan hasil ketika Ir. Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Rakyat Indonesia bangga, suka, haru tampak pada raut wajahnya.
NAMUN................

Negara yang telah berdiri dengan tekad kuat para pejuang-pejuang pendahulu kita ini  seakan mulai merapuh. Jati diri bangsa seakan perlahan memudar. Pancasila yang sejatinya merupakan ideologi bangsa Indonesia lambat laun mulai ditinggalkan. Pengamalan nilai-nilai Pancasila didalamnya hanya dipandang sebelah mata. Penerapannyapun  hanya secara konstitusional saja, tidak diterapkan dalam kegiatan sehari-hari rakyat Indonesia yang telah tergerus oleh ideologi demokrasi bangsa barat. Era globalisasi yang menjadi-jadi tidak diimbangi dengan kuat filtering Pancasila. Lalu apa sajakah perubahan-perubahan negatif bangsa Indonesia kini yang tak sesuai dengan budaya timur, yang tak sesuai dengan ideologi bangsa bahkan yang tak sesuai dengan pandangan Islam? Mari kita bahas sikap dan perilaku bangsa indonesia yang semakin hari semakin menurun kualitasnya.

Ketika Budaya Malu Sudah Mulai Ditinggalkan

Jika melihat realitas kehidupan di Indonesia saat ini, ternyata rasa malu juga menjadi barang langka di negeri ini. Rasa malu tidak hanya terkikis bahkan habis pada semua level masyarakat Indonesia. Malu merupakan identitas budaya timur, sekaligus sifat asasi dari manusia. Rasa malu itulah yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Namun terkadang rasa malu itu ditanggalkan akhirnya rasa malu yang ada pada dirinya menjadikan sikap manusia jauh lebih rendah dari pada binatang.  Namun dalam konteks ini adalah, malu dalam kerangka pendekatan budaya yang bermakna positif. Bahwa rasa malu sudah menjadi karakter pada masyarakat, dan rasa malu mempengaruhi pola hidup masyarakat itu sendiri sehingga menjadi suatu budaya. Baik dalam individu seorang, kelompok dengan kelompok, apalagi seorang pemimpin terhadap masyarakat yang dipimpinnya.
Indonesia terlahir engan berjuta anugrah Tanah yang luas nan subur, kekayaan alam yang melimpah, dan sumber daya manusia yang mympuni ialah modal utama untuk menjadi bangsa yang besar. Sayangnya, semua kelebihan itu takkan perrnah memiliki  arti karena satu hal, yakni tidak adanya budaya malu. Kemajuan dan kesuksesan sebuah bangsa amat ditentukan seberapa kuat budaya malu memengaruhi perilaku masyarakatnya. Semakin maju sebuah bangsa, semakin kuat budaya malu mereka. Semakin beradab sebuah bangsa, semakin kukuh budaya malu menjadi pijakan mereka dalam kehidupan sehari-hari.Itulah yang secara gamblang ditunjukkan negara-negara maju. Sebaliknya di Indonesia, budaya malu justru menjadi barang yang semakin langka. Budaya malu tidak hanya kian terkikis, bahkan nyaris habis hampir tak tersisa di kehidupan seluruh level masyarakat. Tak terbilang seruan dari sejumlah kalangan agar kita menjadikan budaya malu sebagai panduan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tetapi seruan tersebut ibarat berteriak di hamparan padang sahara, seruan demi seruan itu hilang begitu saja terbawa angin. Amat sedikit yang mendengarkan dan peduli terhadap seruan tersebut. Rasa malu masih saja sangat mahal di semua lapisan masyarakat Indonesia, baik dari kalangan pejabat tinggi, aparat hokum bahkan masyarakat pada umumnya, suatu contoh hal yang kecil dilakukan oleh semua golongan, sebagian besar wmasyarakat tak merasa malu membuang sampah sembarangan, berkendara sembarangan, dan parkir sembarangan, kebiasan buruk ini rata-rata dilakukan oleh semua lapisan masyarakat dari lini atas hingga lini bawah.
Indonesiaku Kini

Penambahan volume sampah puluhan juta ton disetiap harinya di seluruh daerah yang mengakibatkan beberapa daerah banjir bandang, hal tersebut dikarenakannya tidak adanya rasa malu warga membuang samapah tidak pada tempatnya,  dari berbagai kajian pokok masalah terletak pada kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. Bukan hal  aneh, masyarakat kita membuang sampah secara sembarangan. Masyarakat kita seolah tak punya rasa risih dengan membuang sampah secara sembarangan. Kemudian dengan beranggapan sepele, tidak menyadari dari sampah yang sedikit kemudian menumpuk yang selanjutnya mengakibatkan banjir bandang, kemudian menyalahkan pemerintah  dan menuntut pemerintah untuk menanggulanginya, namun apakah hal demikian pernah disadari bahwa ini merupakan efek dari hal kecil yang mereka sepelekan, hal ini membuktikan bahwa rasa malu secara pribadi sudah hilang dari diri kesadaran masyarakat.
Kurangnya kesadaran dalam berkendara.
Selanjutnya permasalahan yang juga dianggap sepele, namun mengakibatkan ribuan korban pertahunnya yaitu dalam berkendara, terkadang kelengkapan dalam surat menyurat, dan juga tata tertib lalu lintas masih sering banyak terlihat masyarakat sering tak menghiraukan hal tersebut, berkendara tanpa surat, surat kendaraan, menerobos rambu-rambu lalulintas dan terkadang berjalan melawan lajur kendaraan yang tidak diperbolehkan yang mengakibatkan kecelakaan dan kematian, hal ini kerap sekali dilakukan namun bukan menjadi perhatian yang penting bagi pangguna jalan raya, justru menganggap itu tindakan yang biasa biasa saja, tanpa disadari tindakan mereka mambahayakan pengendara lainnya dan juga dirinya sendiri, hal ini juga merupakan sebuah venomena dimana masyarakat yang melakukan hal tersebut kurang memiliki kesadaran, dan juga hilangnya rasa malu pada dirinya bahwa tindakan yang mereka lakukan akan mempermalukan dirinya sendiri. Selanjutnya masih dalam berkendara, seringkali kita melihat para pengguna kendaraan bermotor, roda dua ataupun roda empat kerap memakirkan kendaraannya di sembarang tempat, terkadang diarea larangan parker, terkadang di pinggir jalan raya, dan hal itu dilakukan tanpa menyadari akan bahaya yang menimpa orang lain. Kondisi seperti ini juga merupakan kurangnya kesadaran dalam diri pribadi untuk lebih melakukan sesuatu sesuai dengan aturan ataupun ketentuan yang telah ditetapkan dan dijalankan sebagaimana mestinya.
 To Be Continued...... :D
Indonesiaku Kini...
  • Title : Indonesiaku Kini...
  • Posted by :
  • Date : 18.39
  • Labels :
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

1 komentar:

Top