Photo by Deviantart |
Indonesia.
Ya itulah negeri dimana aku dilahirkan. Negeri dengan sejuta keragamannya. Baik
itu mengenai budaya, suku, agama, ras, golongan, bahasa, biota alam, dan lain
sebagainya. Sejak aku lahir di negeri tercintaku ini, banyak yang bilang bahwa
negeri yang katanya mempunyai keistimewaan beragam didalamnya ini terlahir
dengan lika-liku perjuangan para pejuang kemerdekaan. Mereka tak pantang
menyerah membangun negara sebesar Indonesia ini. Mereka bertekad keluar dari
penjajahan dan membentuk negara yang berdaulat dan diakui oleh negara lain,
baik diakui secara De Jure maupun De Facto.
Mencoba
melawan dari penjajahan bangsa Portugis, Belanda dan Jepang selama
berabad-abad. Hanya berbekal senjata seadanya mereka mempertaruhkan jiwa dan
raganya demi kemakmuran dan kesejahteraan yang mereka idamkan. Cinta tanah air
begitu melekat di hati mereka. Hingga pada akhirnya perjuangan yang telah
dilakukannya membuahkan hasil ketika Ir. Soekarno memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Rakyat Indonesia bangga, suka, haru
tampak pada raut wajahnya.
NAMUN................
Negara
yang telah berdiri dengan tekad kuat para pejuang-pejuang pendahulu kita ini seakan mulai merapuh. Jati diri bangsa seakan
perlahan memudar. Pancasila yang sejatinya merupakan ideologi bangsa Indonesia lambat
laun mulai ditinggalkan. Pengamalan nilai-nilai Pancasila didalamnya hanya
dipandang sebelah mata. Penerapannyapun
hanya secara konstitusional saja, tidak diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari rakyat Indonesia yang telah tergerus oleh ideologi demokrasi bangsa
barat. Era globalisasi yang menjadi-jadi tidak diimbangi dengan kuat filtering
Pancasila. Lalu apa sajakah perubahan-perubahan negatif bangsa Indonesia kini
yang tak sesuai dengan budaya timur, yang tak sesuai dengan ideologi bangsa
bahkan yang tak sesuai dengan pandangan Islam? Mari kita bahas sikap dan
perilaku bangsa indonesia yang semakin hari semakin menurun kualitasnya.
Ketika Budaya
Malu Sudah Mulai Ditinggalkan
Jika melihat realitas kehidupan di Indonesia saat ini, ternyata rasa malu
juga menjadi barang langka di negeri ini. Rasa malu tidak hanya terkikis bahkan
habis pada semua level masyarakat Indonesia. Malu merupakan identitas budaya
timur, sekaligus sifat asasi dari manusia. Rasa malu itulah yang membedakan
manusia dengan mahluk lainnya. Namun terkadang rasa malu itu ditanggalkan
akhirnya rasa malu yang ada pada dirinya menjadikan sikap manusia jauh lebih
rendah dari pada binatang. Namun dalam konteks ini adalah, malu dalam
kerangka pendekatan budaya yang bermakna positif. Bahwa rasa malu sudah menjadi
karakter pada masyarakat, dan rasa malu mempengaruhi pola hidup masyarakat itu
sendiri sehingga menjadi suatu budaya. Baik dalam individu seorang, kelompok
dengan kelompok, apalagi seorang pemimpin terhadap masyarakat yang dipimpinnya.
Indonesia terlahir engan
berjuta anugrah Tanah yang luas nan subur, kekayaan alam yang melimpah, dan
sumber daya manusia yang mympuni ialah modal utama untuk menjadi bangsa yang
besar. Sayangnya, semua kelebihan itu takkan perrnah memiliki arti karena
satu hal, yakni tidak adanya budaya malu. Kemajuan dan kesuksesan sebuah bangsa
amat ditentukan seberapa kuat budaya malu memengaruhi perilaku masyarakatnya.
Semakin maju sebuah bangsa, semakin kuat budaya malu mereka. Semakin beradab
sebuah bangsa, semakin kukuh budaya malu menjadi pijakan mereka dalam kehidupan
sehari-hari.Itulah yang secara gamblang ditunjukkan negara-negara maju.
Sebaliknya di Indonesia, budaya malu justru menjadi barang yang semakin langka.
Budaya malu tidak hanya kian terkikis, bahkan nyaris habis hampir tak tersisa
di kehidupan seluruh level masyarakat. Tak terbilang seruan dari sejumlah
kalangan agar kita menjadikan budaya malu sebagai panduan dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Tetapi seruan tersebut ibarat berteriak di hamparan
padang sahara, seruan demi seruan itu hilang begitu saja terbawa angin. Amat
sedikit yang mendengarkan dan peduli terhadap seruan tersebut. Rasa malu masih
saja sangat mahal di semua lapisan masyarakat Indonesia, baik dari kalangan
pejabat tinggi, aparat hokum bahkan masyarakat pada umumnya, suatu contoh hal
yang kecil dilakukan oleh semua golongan, sebagian besar wmasyarakat tak merasa
malu membuang sampah sembarangan, berkendara sembarangan, dan parkir
sembarangan, kebiasan buruk ini rata-rata dilakukan oleh semua lapisan
masyarakat dari lini atas hingga lini bawah.
Penambahan volume sampah
puluhan juta ton disetiap harinya di seluruh daerah yang mengakibatkan beberapa
daerah banjir bandang, hal tersebut dikarenakannya tidak adanya rasa malu warga
membuang samapah tidak pada tempatnya, dari berbagai kajian pokok masalah
terletak pada kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada
tempatnya. Bukan hal aneh, masyarakat kita membuang sampah secara
sembarangan. Masyarakat kita seolah tak punya rasa risih dengan membuang sampah
secara sembarangan. Kemudian dengan beranggapan sepele, tidak menyadari dari sampah
yang sedikit kemudian menumpuk yang selanjutnya mengakibatkan banjir bandang,
kemudian menyalahkan pemerintah dan menuntut pemerintah untuk
menanggulanginya, namun apakah hal demikian pernah disadari bahwa ini merupakan
efek dari hal kecil yang mereka sepelekan, hal ini membuktikan bahwa rasa malu
secara pribadi sudah hilang dari diri kesadaran masyarakat.
Kurangnya kesadaran dalam berkendara. |
Selanjutnya permasalahan yang juga dianggap sepele, namun mengakibatkan
ribuan korban pertahunnya yaitu dalam berkendara, terkadang kelengkapan dalam
surat menyurat, dan juga tata tertib lalu lintas masih sering banyak terlihat
masyarakat sering tak menghiraukan hal tersebut, berkendara tanpa surat, surat
kendaraan, menerobos rambu-rambu lalulintas dan terkadang berjalan melawan
lajur kendaraan yang tidak diperbolehkan yang mengakibatkan kecelakaan dan
kematian, hal ini kerap sekali dilakukan namun bukan menjadi perhatian yang
penting bagi pangguna jalan raya, justru menganggap itu tindakan yang biasa biasa
saja, tanpa disadari tindakan mereka mambahayakan pengendara lainnya dan juga
dirinya sendiri, hal ini juga merupakan sebuah venomena dimana masyarakat yang
melakukan hal tersebut kurang memiliki kesadaran, dan juga hilangnya rasa malu
pada dirinya bahwa tindakan yang mereka lakukan akan mempermalukan dirinya
sendiri. Selanjutnya masih dalam berkendara, seringkali kita melihat para
pengguna kendaraan bermotor, roda dua ataupun roda empat kerap memakirkan
kendaraannya di sembarang tempat, terkadang diarea larangan parker, terkadang
di pinggir jalan raya, dan hal itu dilakukan tanpa menyadari akan bahaya yang
menimpa orang lain. Kondisi seperti ini juga merupakan kurangnya kesadaran
dalam diri pribadi untuk lebih melakukan sesuatu sesuai dengan aturan ataupun
ketentuan yang telah ditetapkan dan dijalankan sebagaimana mestinya.
To Be Continued...... :D
Semoga di tahun yang baru ini Indonesia semakin maju baik dibidang pendidika, kesehatan, teknologi, dll.
BalasHapushttps://www.tokopedia.com/codyonline/solder-uapblowersstation-cody-858-digital2in1